Mari Membaca Buku untuk Mengisi Waktu
Bagi Dokter Andre Yulius Perlu Ditumbuhkan Kebiasaan Membaca, Bukan Hanya Aktivitas Iseng Semata
Caleg PSI Dapil Sidoarjo Dokter Andre Yulius menyampaikan hal tersebut
Politisi PSI menyebut Bupati Sidoarjo Gus Mudhlor adalah seorang pecinta buku
Bagi Dokter Andre,kebanyakan masyarakat masih memandang aktivitas membaca bukan secara sukarela untuk mengisi waktu (to full time). Akan tetapi kata Pak Dokter sapaan akrabnya, lebih banyak hanya sekadar menghabiskan waktu (to kill time).
Dia menyebut kegiatan membaca belum ditumbuhkan sebagai kebiasaan, melainkan hanya aktivitas iseng semata.
''Padahal, membangun masyarakat membaca (reading society) merupakan salah satu cara mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia sehingga relevan beradaptasi atas kemajuan yang terus terjadi saat ini,'' ujar Dokter Andre Yulius, Caleg DPRD Jawa Timur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini
Pihaknya mendorong Pemprov Jatim membuat Gebyar Perpustakaan sebagai upaya revolusi literasi masyarakat. Selain itu bertujuan mempromosikan dan mensosialisasikan Perpustakaan yang ada di Jatim seperti perpustakaan Polda Jatim, Perpustakaan DPRD Jatim dan lainnya.
Menurut Dokter Andre menanamkan budaya literasi di Jawa Timur dan Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hasil survei UNESCO pada tahun 2019 membuktikan bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya mencapai 0,001%.
"Artinya, hanya terdapat satu orang saja yang berminat literasi dalam 1.000 orang. Hal itu berarti di antara 250 juta rakyat Indonesia, hanya 250 ribu jiwa yang mempunyai minat literasi,'ini amat memprihatinkan' katanya.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan budaya literasi pada masyarakat Indonesia masih rendah adalah penggunaan teknologi informasi elektronik yang lebih canggih. Sehingga, buku tidak lagi menjadi media utama mendapatkan informasi yang diharapkan.
Adanya teknologi informasi seperti mesin pencari Google, Yahoo, semakin membuat manusia melupakan keberadaan buku. Situs mesin pencari dianggap lebih mudah dan praktis sehingga melunturkan minat literasi masyarakat dan beralih menggunakan teknologi yang serba instan dan cepat.
Kehadiran perpustakaan di sejumlah instansi di Jatim sebenarnya menjadi sarana meningkatkan gemar membaca di kalangan anak-anak termasuk generasi muda.
“Infrastruktur yang tersedia pun sudah mumpuni untuk mendukung kegiatan literasi. Apalagi dengan dukungan koleksi ribuan buku,'' ujar Dokter Andre
Untuk mendukung supaya perpustakaan ini dikunjungi dan menjadi tempat mengisi waktu harus banyak kegiatan-kegiatan yang mengundang anak-anak, pelajar, dan mahasiswa untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat nongkrong atau berkumpul.
"Berdiskusi soal apa saja sehingga anak-anak, pelajar, dan mahasiswa menjadikan perpustakaan sebagai tempat berinteraksi," pungkasnya.
Pihaknya mendorong Pemprov Jatim membuat Gebyar Perpustakaan yang berlangsung tiga bulanan ini juga diisi dengan berbagai kegiatan untuk mempromosikan perpustakaan.
Gebyar itu bisa diisi aneka lomba dari lomba mewarnai ibu dan anak, tari saman, lomba paduan suara hingga lomba di Instagram dan TikTok untuk kalangan anak muda. Pokoknya sosialisasi masyarakat cinta Buku harus digenjot demi kebangkitan SDM di Jawa Timur
Komentar
Posting Komentar