Negara Yang Muslimnya Penuh Kesyirikan Tak Akan Ditolong Allah Untuk Sejahtera


 Al Mahdi Menegakkan Khilafah?


Seluruh ummat Islam (kecuali aliran sesat) percaya bahwa Al Mahdi yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW pasti akan datang. Kabar tentang kedatangan Al Mahdi bukan lagi berada pada derajat Shohih melainkan MUTAWATIR.


Al Mahdi dikabarkan akan menegakkan kebenaran, keadilan, menyatukan seluruh ummat Islam, menuntun pada Islam yang sebenarnya dan sebagainya.


Banyak juga yang beranggapan bahwa Al Mahdi akan menegakkan Khilafah. Itulah sebabnya banyak diantara ummat Islam yang bersuara keras meneriakkan Khilafah ini (ada juga yang beranggapan dengan didirikannya khilafah ini, maka Al Mahdi akan datang). Yang mana tidak sedikit daripadanya yang menyebabkan "perang" berkepanjangan, penyiksaan, penindasan, dan tidak sedikit yang berakhir dipenjara.


Tapi,


Sebagai seorang manusia yang dianugerahi akal untuk berpikir, tentu tidak salah jika kita berpikir ulang tentang fakta bahwa tidak ada satupun dari gerakan "Tegakkan Khilafah" ini yang mampu menegakkan Khilafah itu sendiri.


Dan sebagai seorang muslim yang wajib berpatokan pada dalil-dalil yang ada, tentu akan sangat bijaksana jika kita meneliti lagi dan lagi dalil-dalil yang ada, apakah benar Al Mahdi datang untuk menegakkan Khilafah???


Sebenarnya tidak salah jika seseorang berpendapat bahwa Al Mahdi akan menegakkan Khilafah. Karena setiap pemerintahan bagaimanapun bentuknya, adalah Khilafah juga.


Ya, semua bentuk pemerintahan di dunia ini termasuk Demokrasi juga bisa disebut sebagai Khilafah. Hanya saja timbul pertanyaan, 

Khilafah apa namanya?

Khilafah yang bagaimana??

Ya tentu saja Khilafah 'ala demokrasi jika bentuknya demokrasi. 

Dengan kata lain juga bisa disebut sebagai "Khilafah diatas Sistem Demokrasi".


Yang jelas TIDAK BISA disebut sebagai Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah". Itu saja persoalannya.

Mengapa demikian?

Karena pemerintahnya tidak sepenuhnya memberlakukan PETUNJUK KENABIAN.


Tapi,


Pernahkah kita berpikir bagaimana cara Al Mahdi menegakkan Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah itu????????????

Sebab kebanyakan ceramah ustadz yang saya dengar, dari intonasi dan nada penyampaian mereka, mereka seolah sangat yakin bahwa ketika Al Mahdi muncul, maka itu berarti bahwa Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah akan tegak seketika itu juga, dan akan langsung diikuti oleh semua orang Islam.


Benarkah demikian????????

Apakah saudara pembaca juga beranggapan/berpikir/berpendapat seperti itu??????


Sebelum saudara berpikiran seperti itu, maka alangkah baiknya jika saudara renungkan hal-hal berikut:


1. Al Mahdi berarti "Orang Yang Mendapat Petunjuk". Para Nabi 'alayhissalam semuanya juga disebut sebagai Al Mahdi, karena mereka semua adalah orang yang mendapat petunjuk langsung dari Allah SWT.


2. Para Nabi TIDAK ADA SATUPUN yang datang-datang langsung teriak, "Khilafaaaaaaah, Khilafaaaaaaah, Khilafaaaaaaah....". Tidak ada Nabi yang seperti itu saudaraku. Kalau tidak percaya silahkan cek ulang seluruh sejarah Para Nabi. Sungguh tidak ada Nabi yang ketika diutus langsung berbicara tentang Khilafah (pemerintahan).


3. TAUHID DAN MEMBERANTAS SYIRIK.

Inilah dakwahnya para Nabi 'alayhissalam. Inilah HAL PERTAMA yang selalu diberitakan oleh Para Nabi dan utusan ALLAH kepada seluruh manusia.

Dengan inilah Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah TEGAK DENGAN SENDIRINYA.


Ya, SEKALI LAGI TEGAK DENGAN SENDIRINYA.


Mengapa demikian??? Mengapa Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah bisa tegak dengan sendirinya???


Jawabannya tidak lain adalah, KARENA KETIKA TAUHID DIMURNIKAN, DAN SEGALA BENTUK KESYIRIKAN DIMUSNAHKAN, maka OTOMATIS hukum yang mereka pakai adalah Hukum Buatan ALLAH, bukan lagi hukum buatan hawa nafsu manusia. Dengan demikian OTOMATIS Kebenaran dan Keadilan telah ditegakkan.


✓ Berangkat dari 3 poin di atas, sangat jelas bahwa:


1. Tidak masuk akal ketika Al Mahdi datang, ia langsung tegakkan Khilafah. Sebab Al Mahdi tidak mungkin lebih hebat daripada Nabi. Para Nabi saja berdakwah apalagi Al Mahdi. Jika Para Nabi saja berjuang mati-matian sebelum berhasil menegakkan kebenaran, tentu Al Mahdi juga akan berjuang sebelum berhasil merubah keadaan atas pertolongan Allah.


Nah, dari sini saja terlihat sangat tidak masuk akal bahwa kita lah yang akan menegakkan Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah LALU kemudian menyerahkannya kepada Al Mahdi.


Coba pikir=> 

Al Mahdi itu orang yang mendapat petunjuk langsung dari Allah. Biasanya orang yang dapat petunjuk SELALU DIUTUS TATKALA keadaan ummat sangat rusak sebagaimana zaman para Nabi. Sebab logikanya memang begitu. Yaitu, ORANG YANG PUNYA PETUNJUK DIBUTUHKAN PADA SAAT ORANG LAIN BUTUH PETUNJUK. Kalau semua orang sudah tau arah yang benar dan lurus-lurus saja, niscaya penunjuk jalan tidak dibutuhkan bukan?

Dan memang sudah Rasulallah SAW kabarkan bahwa Al Mahdi ini akan datang ketika bumi DIPENUHI KETIDAKADILAN DAN KEZHOLIMAN, SERTA BANYAKNYA PENYIMPANGAN (Baik dalam perkara agama, maupun yang lainnya).


Jika kita yang menegakkan kebenaran dan keadilan, yakni Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah, lalu untuk apa lagi Al Mahdi datang???

Lagian mana mungkin kita bisa menegakkan Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah sebab pada waktu itu kita sendiri TERMASUK yang rusak, dan ALLAH SENDIRI BELUM tunjukkan dimana saja letak kerusakannya.

Artinya, berarti HARUS ADA dulu yang Allah SWT pilih untuk menyampaikan dimana saja letak penyimpangan dan kerusakannya agar bisa diperbaiki.


Katakanlah semua perintah dan larangan Allah sudah tertulis dengan jelas dalam Al-Qur'an dan Hadits, tapi tetap saja kita harus kembali pada sejarah Para Nabi terdahulu. Ummat mereka juga masih punya "catatan" tentang perintah dan larangan Allah, tapi mereka tetap saja melakukan banyak penyimpangan bukan? Baik yang dilakukan dengan sadar maupun tidak.


Siapa yang akan ALLAH pilih untuk menyampaikan tentang penyimpangan-penyimpangan itu???

Ya tentu saja Al Mahdi. Karena memang dia yang ditakdirkan untuk mendapatkan petunjuk tentang sistem kenabian ini, makanya dia disebut AL MAHDI (Orang Yang Mendapat Petunjuk). 


2. Para Nabi itu Al Mahdi. Para Nabi itu adalah manusia biasa yang Allah pilih. Jika Para Nabi saja adalah manusia biasa, berarti tidak akan berbeda dengan Al Mahdi yang kita tunggu yang juga merupakan manusia biasa yang Allah pilihkan untuk kita. Sebagaimana para Nabi terdahulu SELALU DIDUSTAKAN pada awal-awal mereka diutus, maka Al Mahdi yang TIDAK LEBIH HEBAT dari para Nabi TENTU juga akan DITOLAK. 


Jadi jangan dikira bahwa tatkala Al Mahdi muncul, niscaya seluruh manusia akan langsung percaya.


Sebab tidak mudah mengubah suatu kebiasaan buruk dan penyimpangan-penyimpangan yang sudah mendarah daging saudaraku! Tidak mudah!!!


3. Jika Para Nabi bisa menegakkan Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah dengan memurnikan TAUHID DAN MEMBERANTAS SYIRIK, maka akan lebih masuk akal juga bila Al Mahdi yang kita tunggu itu juga akan melakukan hal yang sama. YAITU PADA SAAT AL MAHDI DIUTUS, PADA SAAT ITU SYIRIK JUGA MERAJALELA DAN TERDAPAT BANYAK PENYIMPANGAN DALAM AGAMA. Dengan cara memurnikan TAUHID inilah maka Hukum Allah (Syariat Islam) akan diberlakukan lagi ketika hukum Allah dianggap asing sebagaimana awalnya ia terasa asing.


Pada saat Al Mahdi mulai mendakwahi manusia tentang Tauhid dan menjauhi kesyirikan, jangan kira bahwa manusia akan langsung patuh dan tunduk.


Sejarah akan terus berulang. Para Nabi itu didustakan. Apalagi hanya Al Mahdi!


Dan ketika orang-orang mulai sadar bahwa apa yang dikatakan Al Mahdi itu benar, maka BARU PADA SAAT ITULAH mereka baru SADAR bahwa orang inilah Al Mahdi yang ditunggu. Kemungkinan besar setelah hampir semua yang diancamkan oleh Al Mahdi terjadi barulah kesadaran itu datang. Yaitu pada saat manusia mulai menyesali perbuatannya sebagaimana penyesalan ummat para Nabi terdahulu setelah terjadi adzab atas kekufuran dan kesyirikan mereka.


Penyesalan manusia karena sebelumnya tidak mau mendengarkan Al Mahdi, menyebabkan mereka merasa malu dan tau diri. Dan daripada itu mereka akan MEMINTA AL MAHDI AGAR MAU MENGATUR MEREKA.


Al Mahdi dikabarkan akan menolak. Kemudian orang-orang pun akan memaksa dirinya.


Inilah cikal bakal BERDIRINYA KHILAFAH 'ALA MINHAJUN NUBUWAH. 


Al Mahdi akan mengatur manusia sesuai petunjuk Kenabian Nabi Muhammad SAW. Keadilan akan tegak. Dan bendera kebenaran akan berkibar.


Sebab,


Allah akan menolong Al Mahdi karena ia sudah MENUMPAS KESYIRIKAN.


Na'am! Jika kita perhatikan apa yang Muhammad Qasim coba sampaikan kepada ummat, JELAS bahwa itu adalah Petunjuk dari Allah SWT yang patut DIPERHITUNGKAN.


Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, tidak ada lagi yang tersisa dari Kenabian selain peringatan-peringatan sebagaimana hadits berikut:


Rasulullah SAW bersabda, “Tidak tersisa dari kenabian, kecuali PERINGATAN- PERINGATAN.”

Mereka bertanya, “Apa peringatan-peringatan itu?” Rasulullah SAW menjawab,“ MIMPI yang BAIK atau BENAR.” (HR. Bukhari, Sahih)


Al Mahdi adalah orang yang mendapat petunjuk. Dan Al Mahdi juga bertugas untuk menegakkan kembali sistem Khilafah 'ala Minhajun Nubuwah.


Namun, sudah tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Lalu bagaimana Al Mahdi bisa mendapat petunjuk dari Allah padahal dia bukan Nabi???


Jawabannya ada pada hadits diatas. Yaitu melalui mimpi-mimpinya yang terbukti benar. Yangmana ketika ia menceritakan mimpi-mimpinya orang lain bisa menyaksikannya menjadi kenyataan.


Bagi saya pribadi sudah sangat jelas bahwa Muhammad Qasim bin Abdul Karim dari Pakistan adalah Al Mahdi yang dijanjikan.


Sebab:


- ia menerima petunjuk dari mimpi sesuai hadits Nabi Muhammad SAW. 


- ia memperingatkan manusia tentang perilaku syirik yang merajalela di tengah masyarakat sebagaimana para Nabi tidaklah diutus KECUALI UNTUK MENUMPAS SEGALA BENTUK KESYIRIKAN.


- ia memberi kabar gembira bahwa Islam akan berjaya sekali lagi selepas segala bentuk kesyirikan ditumpas.


- dan mimpi-mimpinya menjadi kenyataan.


Sekarang mari kita cermati apa saja yang Muhammad Qasim kategorikan sebagai bentuk kesyirikan.


a. Patung

Bisa kita lihat sendiri bagaimana orang-orang Islam sendiri pada hari ini sudah menjadikan patung sebagai hiasan. Kita bisa mendapatinya di sepanjang jalan, taman, bahkan rumah dianggap kurang elit kalau belum ada patung macan di depan rumah atau bahkan didalam rumah itu sendiri.


b. Mannequin

Wah, yang namanya toko pakaian kalau tidak ada Mannequin nya akan dianggap belum lengkap pada hari ini. Padahal itu jelas-jelas merupakan patung juga. Bahkan Mannequin lebih mirip manusia dibandingkan patung-patung yang Rasulallah hancurkan dulu di depan Kakbah.


c. Gambar makhluk bernyawa

Yang ini tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan hal ini seolah sudah dianggap hal yang lumrah bahkan dikalangan para ulama sendiri. Bahkan hampir semua ulama besar fotonya dipajang dalam ukuran sangat besar dimana-mana. Dan mirisnya tidak ada yang mempersoalkan tentang potensi diagungkan nya foto-foto itu.

Pantas lah Al Mahdi harus datang untuk "menampar" wajah kita semua. Sebab jangankan orang awam, para ulamanya sendiri sudah terbiasa dengan hal itu.

Bahkan tidak sedikit juga yang meletakkan foto para ulama tersebut diatas kuburan mereka. Untuk apa coba? Untuk mengenang mereka begitu? Agar tetap ingat wajah mereka begitu?

Kan tidak harus begitu juga. Masih ada cara lain jika memang ingin menyimpan foto mereka. Simpan dilemari. Atau bisa juga di dalam handphone. Silahkan lihat jika diperlukan. Dan jangan pula di pajang di dalam rumah.


Masa sih gambar termasuk syirik?

Memang syirik jika dipergunakan pada hal yang tidak benar-benar diperlukan. Sebab, itu sama saja dengan pamer. Pamer kan sama dengan riya', dan riya'adalah syirik khafi. Jadi jelas itu adalah syirik yang tetap harus dihindari jika tidak benar-benar diperlukan seperti foto identitas diri dan semacamnya.


Trus, kalau niatnya bukan pamer gimana? Tetap tidak baik. Karena itu pada akhirnya tetap akan jatuh pada pamer, ujub, pengagungan dan semacamnya hingga akhirnya berakhir pada syirik juga.

Bahkan meskipun misalnya kita sedang mengadakan acara tabligh akbar, TETAP tidak perlu sampai memajang foto penceramah yang diundang di baliho. Cukup namanya saja yang dicantumkan. 

Ingat Hadits berikut:


“Syirik yang ada di tengah-tengah umat ini LEBIH TERSEMBUNYI daripada

jalannya semut hitam di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.” (HR Al-

Hakim dari ‘Aisyah r.a., Al-Mustadrak, juz II, hal. 319, hadits no. 3148). 


Bisa dibayangkan betapa dalamnya makna hadits tersebut. Jadi sudah seyogyanya kita benar-benar extra hati-hati dan menjauhi segala bentuk kesyirikan dan APAPUN yang bisa mengarah kepadanya.


Begitu juga dengan iklan atau foto-foto makhluk bernyawa pada kemasan makanan dan barang dagangan yang sebenarnya tidak diperlukan.


Bagaimana dengan gambar yang ada pada uang kertas?

Itu juga termasuk syirik. Ini malah lebih kelihatan jelas bentuk pengagungannya terhadap tokoh yang ada gambarnya pada uang kertas tersebut.

HANYA SAJA, disebabkan saat ini uang kertas tersebut masih sebagai alat tukar yang sah dan kita tidak bisa berbuat apa-apa, maka dalam hal ini situasi kita masih bisa dianggap DARURAT. Semoga Allah secepatnya menggantikan uang kertas ini dengan yang lebih baik. Aamiin.


d. Boneka dan mainan anak-anak.

Tempatkan lah boneka dan mainan anak-anak pada tempat yang tidak bisa dijangkau oleh pandangan mata setelah mereka selesai bermain. 


Semoga semua kalangan segera sadar bahwa Al Mahdi sudah berada ditengah-tengah kita. Yang tidak lain adalah Muhammad Qasim bin Abdul Karim sendiri.


Aamiin.


Jazakumullah Khair


InsyaAllah bersambung....


#MuhammadQasimDreams

Komentar