BERBAGAI Pandangan miring kelompok Islam pada SBY Pada Pemilu Presiden 2004 berkurang dengan diusungnya SBY Jadi Capres Oleh Partai Bulan Bintang bersama PD. Baru kemudian di putaran kedua partai-partai Islam lain menyusul, Yusril yang digadang-gadang jadi cawapres atas koalisi tersebut juga memberikan kesempatan cawapres pada JK
Kesediaan Partai Bulan Bintang mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat bukan tanpa sebab. Ternyata, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PBB Yusril Ihza Mahendra mendapat kesempatan menyusun kabinet bersama jika duet SBY-Kalla menang dalam Pemilihan Umum Presiden-Wapres, 5 Juli mendatang.
"Presiden punya hak prerogatif menentukan menteri. Namun, saya akan meminta pendapat Jusuf Kalla dan Yusril" (Mei 2004). Dan benar, Yusril turut menyusun kabinet SBY pada September 2004. Bahkan ia menyatakan menolak bila harus mengikuti uji kepatutan seperti calon menteri lain. Dalam pengumuman kabinet, Yusril ditunjuk sebagai Menteri-Sekretaris Negara.
Saat ditawari Dubes oleh SBY Pasca SBY mengurangi peran Yusril yang justru pernah ikut mengantarkannya di kabinet, Yusril pun menolak. Sumber Tempo menyebut tawaran itu dijawab Yusril "Kakek saya dulu Sultan Johor. Kalau mau, saya sudah sultan di sana," kata sumber itu menirukan ucapan Yusril. selanjutnya Yusril tetap keukuh menolak lagi bergabung ke pemerintahan SBY, termasuk tawaran jadi Mendagri
Ancam Tarik Dukungan Ke SBY
Partai Bulan Bintang (PBB) sempat mengancam akan meninggalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) apabila tidak menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Ahmadiyah untuk melarang Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).
"PBB tentu akan dukung SBY-JK (Jusuf Kalla). Tapi, jika pemerintah tidak mengeluarkan SKB untuk melarang Ahmadiyah, keadaannya akan berbalik," kata Sekretaris Majelis Syuro PBB, Fuad Amsyari, di DPP PBB, Jakarta Selatan, Selasa (13/5/2008).
Penuh Dinamika
Kesediaan Partai Bulan Bintang mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat bukan tanpa sebab. Ternyata, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PBB Yusril Ihza Mahendra mendapat kesempatan menyusun kabinet bersama jika duet SBY-Kalla menang dalam Pemilihan Umum Presiden-Wapres, 5 Juli mendatang.
"Presiden punya hak prerogatif menentukan menteri. Namun, saya akan meminta pendapat Jusuf Kalla dan Yusril" (Mei 2004). Dan benar, Yusril turut menyusun kabinet SBY pada September 2004. Bahkan ia menyatakan menolak bila harus mengikuti uji kepatutan seperti calon menteri lain. Dalam pengumuman kabinet, Yusril ditunjuk sebagai Menteri-Sekretaris Negara.
Saat ditawari Dubes oleh SBY Pasca SBY mengurangi peran Yusril yang justru pernah ikut mengantarkannya di kabinet, Yusril pun menolak. Sumber Tempo menyebut tawaran itu dijawab Yusril "Kakek saya dulu Sultan Johor. Kalau mau, saya sudah sultan di sana," kata sumber itu menirukan ucapan Yusril. selanjutnya Yusril tetap keukuh menolak lagi bergabung ke pemerintahan SBY, termasuk tawaran jadi Mendagri
Ancam Tarik Dukungan Ke SBY
Partai Bulan Bintang (PBB) sempat mengancam akan meninggalkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) apabila tidak menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Ahmadiyah untuk melarang Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).
"PBB tentu akan dukung SBY-JK (Jusuf Kalla). Tapi, jika pemerintah tidak mengeluarkan SKB untuk melarang Ahmadiyah, keadaannya akan berbalik," kata Sekretaris Majelis Syuro PBB, Fuad Amsyari, di DPP PBB, Jakarta Selatan, Selasa (13/5/2008).
Komentar
Posting Komentar