ATUM Institute : Kedashyatan Para Pemimpin Pembaharu, Begitu Muncul Ke Laga Langsung Melawan Kekuatan Raksasa

 

Oleh : Abdullah Amas
(Direktur Eksekutif ATUM Institute, Ketua Dewan Pembina DPP Aliansi Pemuda Nasional/APN)

UHUD menyisakan luka, seluruh pasukan muslimin harus menerima kekalahan. Bantuan pasukan Malaikat seperti saat perang Badar tak jadi menyerbu karena kaum muslimin tak ikuti titah Nabi agar bersabar tidak turun ke bawah dulu merebut Ghanimah atau harta rampasan perang
Namun peristiwa Uhud tak menjadikan Rasulullah memarahi pasukan, hanya beberapa hari setelah kekalahan Perang uhud Nabi melakukan ekspansi dengan menyerbu dan menggempur kabilah-kabilah di negara luar untuk memberi pesan ke kaum kafir quraisy bahwa mereka berani menghadapi pasukan-pasukan yang jauh lebih banyak dari kafir Quraisy, tak ada Cerita Rasulullah memarahi pasukan yang gagal perang Uhud, justru hanya beberapa hari persepsi quraisy bahwa pasukan muslimin sudah melemah tiba-tiba pudar begitu saja karena siasat Sang Nabi
Lompatan besar dalam langkah itu juga menjadi pendobrak mindset kaum muslimin bahwa level lawan mereka bukan lagi pasukan kafir Mekkah tapi dunia internasional.

Ya Rasulullah selalu mengajak kaum muslimin berpikir besar dan melompat jauh seperti juga ajaran quran dalam surat Ar-Ruum yang mengatakan bahwa mereka dalam tak sampai 10 tahunan atau pertengahan akan menghadapi negara- negara raksasa. Bayangkan kaum muslimin yang masih lemah diberi peta yang penuh energi dan diluar imajinasi saat itu
Tema-tema besar seperti inilah harus menjadi perbincangan publik, negara ini tidak akan pernah mampu menjadi negara besar tatkala perbincangan publik masih seputar kabar receh kehidupan artis dan seterusnya.

Kedashyatan Pemimpin Pembaharu

Kita melihat Rasulullah ketika baru muncul maka yang dihadapi adalah raja-raja adidaya. Begitu juga kelak ada pemimpin pembaharu era kini ketika hadir lawannya langsung Rusia dan Amerika, atau mirip juga Kisah Nabi Daud begitu muncul lawannya langsung Raja Thalud
Sudahkah tema-tema besar mengisi ruang publik kita? Untuk Indonesia sendiri misalkan sudahkah presiden Jokowi berbicara dihadapan rakyat didepan podium istana setiap hari agar Beliau tampil sebagai raksasa intelektual dunia dan konsolidator kelas kakap demi membawa Indonesia menjadi kekuatan utama dunia setidaknya nomor dua atau tiga

Para insan yang siap jadi pembaharu itu adalah orang yang berselempang semangat tak bisa mati, mereka sudah berjanji pada sejarah untuk pantang menyerah

Komentar