ATUM Institute: " Flat Word " & Hancurnya Sebuah Kebohongan dan Kepalsuan Abadi

Oleh: ATUM.SH ( Advokat /Pjs. Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Kependidikan Seluruh Indonesia)

Tuah yang mendalam dari ungkapan oleh seorang Thomas Friedman pada 20 tahun yang lampau, dimana ia pernah mengatakan mengenai DUNIA DATAR dan atau yang disebut "flat world". Dan kini pernyataan dari Thomas F tersebut telah terbukti dan mulai berwujud nyata dimana satu-persatu memakan mangsanya.
Dunia Datar (Flat Word), telah memicu terjadinya Demokratisasi of MEDIA. Melalui tangan - tangan yang dihasilkan oleh penemuan teknologi canggih seperti yang terjadi saat ini. Mulai dari: Hp canggih, WasUp Fb, IG, TikTok, youtube, Twitter dan perangkat teknologi lainnya. Dan kini setiap orang dapat membuat koran, majalah, stasiun radio, dan stasiun TV serta jurnal berita dengan sangat mudah.
Di era Dunia Datar atau Flat Word, setiap orang adalah manusia CONTENT CREATOR dan PUBLISHER yg bisa membuat, menyiarkan, menyebarkan berita apapun, kapanpun, di manapun dan sesuai kehendaknya.
Akibatnya, di era Dunia Datar atau bahasa kerennya Flat Word, dimana tak ada satupun fakta dan peristiwa yg bisa disembunyikan termasuk fakta kebohongan, penyimpangan, penyesatan, penindasan, keserakahan dan beragam perilaku - perilaku lainnya dari rezim penguasa yang mengarah pada pelanggaran Hak Asasi Manusia dan ketidakadilan.
Contoh menarik baru baru ini, dihebohkan nya dengan berita pejabat Ditjen Pajak yg memiliki kekayaan tak wajar sebagai ASN atau Aparatur Sipil Negara yang terungkap secara "tak sengaja" karena kasus penganiayaan yg dilakukan oleh anaknya.
Sangat menarik bagaimana masyarakat/publik sipil kini memiliki kekuatan yang Maha dahsyat dalam menggali dan mengungkap satu-persatu fakta dan peristiwa kejadian yang patut diduga kuat adanya penyimpangan perilaku dan perbuatan dari para pejabat di sebuah kementerian khususnya mengenai harta kekayaan seorang pejabat ASN.
Di mulai pada penggalian informasi dan atau pemberitaan Jeep Rubicon & moge yg dipakai sang anak ASN tersebut, lalu kemudian pengungkapan LHKPN sekian puluh miliar milik sang ayah selaku ASN; hingga terakhir foto Dirjen Pajak yg hobi naik moge dan mungkin saja akan terus dan terus berkembang untuk menyasar ASN lainnya baik ke kanan dan atau ke kiri dari atas sampai ke bawah yang pada gilirannya semua fakta akan menjadi terang benderang sehingga sulit untuk dapat ditutup tutupi lagi.
Inilah DUNIA yang disebut Flat Word. Satu demi satu, fakta dan demi fakta akan terungkap di medsos secara transparan dan terbuka melalui informasi dialog publik dan konten- konten media sosial yang lahir di dunia Flat Word seperti sekatang
Kemudian yang menarik secara bersama-sama publik bisa melakukan semacam "INVESTIGATIVE REPORTING" sekelas New York Times or Washington Post atau Tempo kalau di Indonesia.
Pemberitaan dan pengungkapan fakta demi fakta tersebut terjadi tanpa ada produsen house atau "SUTRADARA" yg mengendalikan dan mengaturnya. Semua berlangsung spontan nitas, cepat, genuine, dan OTENTIK tanpa rekayasa dari fihak -fihak dan Rezim Penguasapun seakan- akan tidak berdaya.
Mengambil istilah yang sebut " WISDOM of CROWD" Kearifan sosial yg dilandasi akal sehat, moralitas dan etika yang pada gilirannya akan melahirkan kontrol kebajikan dan kebaikan bagi publik itu sendiri.
Gelagat atau tanda tanda alam pada penomena WISDOM of CROWD ini tak hanya kali ini terjadi namun justru lebih heboh seperti terjadi pd kasus Sambo (FS). Pembunuhan seorang jendral terhadap ajudannya sendiri bisa demikian cepat "diungkap" karena begitu dahsyat dan mengerikan sebuah kekutan sosial media yang lahir pada dunia WISDOM of CROWD seperti yang terjadi saat ini.
Kini Dunia Datar atau Flat Word telah betul-betul dapat mengontrol sekaligus dapat MEMBERANGUS rezim kebohongan dalam sebuah sistem politik dan tatanan sebuah negara. Dengan hadirnya Flat Word semoga menjadikan NKRI tetap lebih baik dan bagi ASN untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatannya karena DUNIA FLAT WORD akan selalu hadir dan mengontrolnya atas segala tindakan dan perbuatannya.
Salam kedaulatan.
Ttd

Atum Burhanudin.SH 

 

Komentar